MANADO


mapsimbolpeta




124°40' - 124°50' BT dan 1°30' - 1°40' LU


Kota Manado adalah sebuah kota di provinsi Sulawesi Utara yang juga merupakan ibu kota dari provinsi tersebut. Letak Manado berada di ujung utara pulau Sulawesi. Motto kota ini adalah Si Tou Timou Tumou Tou, sebuah filsafat hidup masyarakat Minahasa yang dipopulerkan oleh Sam Ratulangi, yang berarti: "Manusia hidup untuk memajukan orang lain" atau "Orang hidup menghidupkan orang lain". Dalam ungkapan bahasa Manado, seringkali dikatakan: "Baku beking pande", yang secara harafiah berarti "Saling menambah pintar [orang lain]". Kota Manado dikelilingi oleh wilayah pegunungan dan oleh karena itu terkenal dengan udaranya yang sejuk. Manado juga berada di tepi pantai Laut Sulawesi persisnya di Teluk Manado. Pulau Bunaken terletak tidak jauh dari pantai Kota Manado. Penduduknya dikenal ramah dan terbuka. Kota Manado diperkirakan telah didiami sejak abad ke-16. Menurut sejarah, pada abad itu jugalah Kota Manado telah dikenal dan didatangi oleh orang-orang dari luar negeri. Nama "Manado" mulai digunakan pada tahun 1623 menggantikan nama "Wenang". Kata Manado sendiri berasal dari bahasa daerah Minahasa yaitu Mana rou atau Mana dou yang dalam bahasa Indonesia berarti "di jauh". Pada tahun itu juga, tanah Minahasa-Manado mulai dikenal dan populer di antara orang-orang Eropa dengan hasil buminya. Hal tersebut tercatat dalam dokumen-dokumen sejarah.
Tahun 1658, VOC membuat sebuah benteng di Manado. Sejarah juga mencatat bahwa salah satu Pahlawan Nasional Indonesia, Pangeran Diponegoro pernah diasingkan ke Manado oleh pemerintah Belanda pada tahun 1830. Biologiwan Inggris Alfred Wallace juga pernah berkunjung ke Manado pada 1859 dan memuji keindahan kota ini. Masyarakat Manado juga disebut dengan istilah "warga Kawanua". Walaupun secara khusus Kawanua diartikan kepada suku Minahasa, tetapi secara umum penduduk Manado dapat disebut juga sebagai warga Kawanua. Dalam bahasa daerah Minahasa, "Kawanua" sering diartikan sebagai penduduk negeri atau "wanua-wanua" yang bersatu atau "Mina-Esa" (Orang Minahasa). Kata "Kawanua" diyakini berasal dari kata "Wanua". Kata "Wanua" dalam bahasa Melayu Tua (Proto Melayu), diartikan sebagai wilayah pemukiman. Sementara dalam bahasa Minahasa, kata "Wanua" diartikan sebagai negeri atau desa. Makanan khas dari Kota Manado antara lain, tinutuan (bubur Manado) yang terdiri dari berbagai macam sayuran, cakalang fufu yaitu ikan cakalang yang diasapi, ikan roa, paniki (masakan dari kelelawar) dan rw (er-we) yaitu masakan dari daging anjing, Babi putar (1 ekor babi dibakar dengan cara diputar di atas bara api), biasanya dihidangkan di pesta-pesta, Babi isi Bulu (Terbuat dari daging babi yang diramu dengan bumbu-bumbu khas manado dan dibakar didalam bambu). Terdapat juga minuman khas dari daerah Manado dan sekitarnya yaitu "saguer" yaitu sejenis arak atau tuak yang berasal dari pohon enau. Saguer ini memiliki kandungan alkohol, Cap tikus (minuman beralkohol tinggi, dari proses fermentasi). Makanan khas kota Manado lainnya yang juga cukup terkenal adalah nasi kuning yang cita rasa dan penyajiannya berbeda dengan nasi kuning di daerah lain. Selain itu ada juga masakan kepala ikan kakap bakar. Untuk makanan ringan, Manado juga punya makanan khas sejenis asinan yaitu gohu dan es kacang. Gohu dibuat dari irisan pepaya atau ketimun yang direndam dalam larutan asam cuka, gula, garam dan cabe. Selain itu ada juga kue seperti lalampa (lemper berisi ikan cakalang (tuna) yang diisi dalam segumpalan beras ketan dan dibungkus dengan daun pisang lalu dibakar), panada, apang, kolombeng, panekuk, biapong (babi, wijen, "unti" (terbuat dari kelapa)).
bunaken
Taman Nasional Bunaken, adalah salah satu andalan kota Manado untuk menjadi kota pariwisata dunia pada 2010 karena Bunaken diakui sebagai salah satu taman laut papan atas sedunia. Secara administratif daerah Bunaken masih masuk dalam wilayah Manado
Indahnya-BunakenKarena keindahannya taman laut bunaken selalu di kunjungi oleh wisatawan-wisatawan dari turis lokal(dalam negeri)maupun turis-turis dari mancanegara.Bahkan masyarakat Sulawesi utara sendiri hampir setiap hari ada saja yang berwisata ke Bunaken. Mari kunjugilah taman laut bunaken yang terkenal akan keindahan bawah lautnya dan kita sebagai wisatawan mari jagalah kebersihan dimana kita berada. pulau-bunaken adalah sebuah pulau seluas 8,08 km² di Teluk Manado, yang terletak di utara pulau Sulawesi, Indonesia. Pulau ini merupakan bagian dari kota Manado, ibu kota provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Di sekitar pulau Bunaken terdapat taman laut Bunaken yang merupakan bagian dari Taman Nasional Kelautan Manado Tua. Taman laut ini memiliki biodiversitas kelautan salah satu yang tertinggi di dunia. Selam scuba menarik banyak pengunjung ke pulau ini. Secara keseluruhan taman laut Bunaken meliputi area seluas 75.265 hektar dengan lima pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen. Meskipun meliputi area 75.265 hektar, lokasi penyelaman (diving) hanya terbatas di masing-masing pantai yang mengelilingi kelima pulau itu. Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemandangan bawah laut. Sebagian besar dari 12 titik penyelaman di Pulau Bunaken berjajar dari bagian tenggara hingga bagian barat laut pulau tersebut. Di wilayah inilah terdapat underwater great walls, yang disebut juga hanging walls, atau dinding-dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas. Dinding karang ini juga menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan di perairan sekitar Pulau Bunaken.